Tuesday 12 April 2011

Bisnis berbungkus Cinta

Kebahagiaan dunia selalu ada unsur materi.
Materi selalu bertumpu kepada uang.
Lelah, penat, dgn keringat dan air mata hanya karena uang.
Tak sedikit harga diri menjadi taruhan.
Perkawinan bagai sebuah bisnis.
Perhitungan dgn cermat,
“apa keuntunganku”

Tak bisa di bedakan
Mana cinta mana bisnis berbungkus cinta.

Ketika cinta tdk menguntungkan
Maka PHK pun di lakukan.
Dan di setiap  sudut terdengar isakan tangis para korban PHK perusahaan cinta.

Menuntut sebuah ketulusan
Tapi
Tanpa memiliki modal ketulusan
Senantiasa berharap dan menanti sebuah kasih dg materi

Ketidak berdayaan selalu di tutupi dg kedok mengecam
“gila materi”

Mataforgana

Matahari mulai tenggelam.
Dgn begitu anggun perlahan larut membiru.

Kupandangi kepergiannya dari jendela,
dan ahirnya aku berada dibawah langit
seakan melambai goodbye sun, oh hello moon.

Alunan musik melayang kesebuah khayal nan jauh ntah dinana.
Ada rindu, ada kasih, ada ketidak manpuan 
dan putus asa menggiring aku kesebuah sudut yg dimana aku tak berdaya dan begitu kecilnya aku.

Namun ada fakta yg membelenggu, mengikat erat,
inipun menyeretku kesebuah reality yg aku tak kuasa menolak dan melawan arus yg begitu kuat mendesaku kesebuah kepalsuan.

Hati ini berteriak tapi tak bertuan.
Bintang itu terlalu jauh ku jangkau,
aku hanya dapat memandanginya kedipan lembut tak berdaya.

Ada perih mengiris pilu.
Ada dendam menyesakan dada.
Ada benci mencibir sinis.

Bagai ada di persimpangan antara hayal dan realita.
Tak mengerti kemana kaki melangkah,
Karena semua jalan menjadi buntu.

Aku hanya merasa ada dan tiada
Aku hanya merasa hidup tapi mati.
Semua bagai mataforgana

Kehendak Sang Penguasa

Sunyi senyap ditelan gelapnya malam.
Semua makhluk terdiam, tak ada yg bersuaraa
Semua patuh atas kehendak Sang Pemilik.
Tak berdaya, tak berkutik.
Mau atau tidak, ridho atau tidak, ikhlas atau tidaak.
Tidak ada pilihan, tidak ada tawaran.
Semua makhluk harus mengikuti putararan sunatullah,
Bahkan bumi dan langit.

Semua yg tejadi,
Manis, pahit, tawar, asam dan pedasnya kehidupan terjadi atas kehendak Sang Pemilik kehidupan..

Bukan salahku
Bukan salahnya
Bukan salah mereka
Itu terjadi karena kehendak Sang Penggenggan kehidupan

Aku hanya duduk tesimpuh
Aku hanya diam membeku
Menahan perih dgn menahan tanya “kenapa harus terjadi“

Diamlah wahai sang makhluk!
Seakan mengguncang kesadaranku sebagai makhluk,
Sebagai hamba,
Sebagai budak dari penguasa kehidupan.

Maka ku terdiam
Terdiam dgn ketau dirian.
Diam dg kesadaran
Sampai hatiku berbisik
“ajari aku ikhlas menerima semua yg terjadi atas diri“

Monday 4 April 2011

Bahaya Lisan

Sahabat di jalan Allah, rasanya senang kita bisa bertemu teman kerabat, berkumpul dgn penuh tawa dan canda, karena itu bagian dari silaturahiim. 
Dan kitapun tau hikmah dari memperpanjang silaturahim itu, dari mulai menambah rizki sampai memanjangkan umur.
Namun sahabat fillah, syetan itu tidak suka melihat kesenangan kita, maka ia menyelinap didalam kesenangan kita.
Membisikan disetiap percakapan kita.
Sehingga dg asyiknya kalau kita berkumpul ngobrol dari A to Z. Dari urusan pribadi, anak, politik, dan juga orang lain.
Kadang lidah ini tak tekendali karena dibungkus dg dalih diskusi, tukar fikiran, mencarikan jalan keluar dll. Semua dalih itu Karena kita tau jijiknya memakan bangkai sodara kita sendiri.

Sodaraku di jalan Allah, tentunya yg tau katagori apa yg kita obrolkan dg penuh kesenangan dan semangat itu hanya hati kita dan Allah.

Pegang dada kita, dan rasakan. Adakah rasa rahiim, ikhlas, dan tawadhu ketika ketika lidah kita berceloteh?
Atau ada penuh keegoan dalam diri, aku lebih tau, aku lbh benar, aku lebih bisa, aku lbh baik,.....
Dan tanpa sadar kita sedang menghakimi.

Yang jelas kita harus senantiasa waspada menjaga amal sholeh kita jgn sampai tersedot perlahan pindah tempat karena kenikmatan lidah yg berceloteh.
Dan habislah amal shaleh yg kita bangun perlahan.
Naudzubillah

Renungan pagi
Tin

Wednesday 23 February 2011

Bahagia Bersama Allah

"Allahush shomad"
Aku merasakan  hanya Allah tempat bergantung.

Aku hanya memohon pertolongan dari Allah di setiap kesulitan.

Aku hanya menyandarkan kpd kasih sayang Allah yg amat lembut sentuhanNya,  begitu menentramkan hati ketika kita baca basmallah sifat Rahman dan RahimNya yg memberi kekuatan dlm jiwa.

Aku hanya ingin dinilai oleh Allah, tak butuh penilaian dan pujian dari yg lain. Karena Allah yg tau apa yg ada dlm hati disetiap gerak kehidupan, DIA tdk mungkin salah menilai dan sangat objektif.

Aku hanya yakin DIA yg menuntun membimbing dan mengilhami dgn kefahaman dari ayat2 kauniyah dan qauliyah.

Pagi ini aku hanya memgantungkan diri kepadaMu ya Robb, dg keyakinan yg utuh aku bahagia dgMu dan aku selaraskan dgn kehendakMU padaku, aku bahagia bersama Engkau. disetiap dzikirku menambah ketentraman dalam jiwa.

tin/ London

Tuesday 30 November 2010

Samudra kehidupan: It's snowing

Samudra kehidupan: It's snowing: "Pagi-pagi terdengar teriakan si kecil ' it's snowing...!' yang terus memandanginya dari balik jendela. Tak tahan juga setelah dua tahun abse..."

It's snowing

Pagi-pagi terdengar teriakan si kecil " it's snowing...!" yang terus memandanginya dari balik jendela.
Tak tahan juga setelah dua tahun absen dari London dan berpanas-panasan di Indonesia, hasrat untuk menjelajahi taburan bunga-bunga salju.

Tahun ini memang the worse winter dari beberapa tahun sebelumnya, dingin buanget dan  datang begitu cepat, snowing in the end of November.

Bergegas, membungkus tubuh dengan serapat-rapatnya, ku telusuri jalan-jalan dekat rumah sampai di sebuah taman yang luas.
Oh... indah nya, mulutku pun bergumam...Subhanallah, kupandangi putih menghampar. Siapa di balik indahnya salju itu yang mampu menggetarkan jiwa.
Rasa takjub, dengan terus kupanggil Sang Pencipta si keindahan salju itu,
Sungguh luar biasa, IA sang Kholiq, yang maha Agung, dengan ke AkbaranNya
merontokan ketakaburan dan sifat ujub yang ada pada hamba yang berfikir.

Engkau Penguasa bumi dan langit, dan semua alam jagat raya ini tunduk
dan patuh tanpa reserve.
Akupun tersungkruk sujud, nyata sudah Engkau ada, Engkau maha Hidup dan Engkau maha pemelihara bumi dan langit ini.

Allahu Akbar!

London, 30 Nov 10